Nama : Manto Manurung, S.Th.
Jenis Tugas : Resensi Buku
Judul Buku : 5 Teladan Kepemimpinan
Editor : James M. Kouzes & Barry Z Posner
Jenis Buku : Bisnis, Manajemen & Keuangan » Manajemen & Leadership
Penerbit : Bhuana Ilmu Populer (BIP)
Edisi : Soft Cover
ISBN : 979-694-907-5
Tanggal Penerbitan : 2006
Pengalih Bahasa : Reslian Pardede
Penyunting : Kartika Simatupang
Bahasa : Indonesia
Halaman : xii + 221
Ukuran :140x210x0mm
Sinopsis Buku:
Bab 1 James dan Barry membahas pentingnya mempelajari kepemimpinan secara serius. Kepemimpinan bukanlah hak khusus segelintir orang tertentu, satu jender tertentu saja, atau satu ras atau agama, suku dan budaya tertentu saja. Kepemimpinan bukan hanya berbicara tentang cakupan kekuasaan, tetapi juga kemampuan pemimpin untuk memberikan keteladanan bagi orang-orang di sekitarnya.
Baik hidup dalam konteks sekular maupun religius, warisan kepemimpinan yang ditinggalkan adalah kehidupan dari sang pemimpin itu sendiri. Kepemimpinan adalah suatu keterampilan yang bisa dipelajari, dilatih, dan dikembangkan. Inilah pelajaran terpenting yang diperoleh James M. Kouzes dan Barry Posner dalam penelitian mereka selama lebih dari 20 tahun.
Buku ini mengungkapkan 5 Teladan Kepemimpinan, yaitu Menjadi Contoh, Menginspirasi Suatu Visi Bersama, Menantang Proses, Memampukan Orang Lain untuk Bertindak, dan Membangkitkan Semangat. Pembahasan dalam buku ini menawarkan panduan praktis dan berbagai contoh untuk mengilhami tentang bagaimana para pemimpin Kristen dapat memiliki pengaruh yang sangat kuat di tempat kerja, komunitas, dan jemaat, dengan membawa iman ke dalam kepemimpinan mereka.
James dan Barry mengemukakan iman yang nyata ini merupakan bentuk konversi nilai-nilai Alkitabiah dalam setiap tindakan nyata. Untuk memperjelas hubungan tersebut, James dan Barry mengumpulkan lima pemimpin yang mencerminkan lima praktek dari sudut pandang kekristenan. John C Maxwell, David Mc Allister-Willson, Patrick Lencioni, Nancy Ortberg, dan Ken Blanchard berbagi wawasan dan kisah yang dipetik dari pengalaman pribadi dan kehidupan para pemimpin Kristen lain yang telah mencapai hal-hal yang luar biasa di dalam Gereja, komunitas, ruang kelas, dan perusahaan.
Bab 2 James dan Barry mengungkapkan bagaimana seorang pemimpin teladan dapat tetap berdiri dengan kokoh menantang angin resistansi yang hendak menggoncangnya. pemimpin harus menemukan nilai-nilai yang penting baginya, dan motivasi yang mendorongnya untuk bertindak. Kejelasan nilai-nilai ini memberikan kompas moral untuk mengarahkannya setiap hari. Di sini James dan Barry mengangkat kisah kepemimpinan dari Pendeta Ken Horne.
Ken Horne berkata “Seharusnya tidak ada orang yang kelaparan di Amerika Serikat.” Ia melihat pentingnya menolong orang miskin yang kelaparan. James dan Barry mencatat bahwa penemuan nilai ini mendorong Pendeta Ray Buchanan seorang rekan Ken Horne untuk mewujudkan nilai ini dalam satu tindakan nyata. Kemudian keduanya mendirikan Society of St. Andrews pada tahun 1979. Mereka menyadari tidak dipanggil secara khusus untuk berkhotbah, melainkan untuk melayani orang miskin. Pelayanan ini berhasil menekan angka kelaparan di Amerika Serikat.
Ternyata pemimpin tidak cukup menemukan nilai-nilai yang dianutnya, ia juga harus menemukan “apa yang diyakini oleh komunitasnya.” Pemimpin tidak dapat memaksakan nilai-nilainya untuk diterima oleh orang yang ada dipimpinannya. Ini penting untuk membangun hubungan kerja yang orisinal dan produktif.
Di sisi lain, James dan Barry menyoroti pentingnya seorang pemimpin memiliki kemampuan melihat keberhasilan yang lebih baik untuk masa depan atau yang disebut “visi.” Visi sang pemimpin teladan harusnya menarik perhatian banyak orang untuk terlibat di dalamnya. Dengan kata lain pemimpin teladan tidak menarik segala sesuatu kepada dirinya, tetapi ia memberdayakan orang lain untuk mencapai tujuan bersama.
Kalau Anda melangkah untuk membaca buku ini lebih jauh lagi, khususnya di halaman 47-53 Anda akan menemukan bagaimana hubungan antara keberhasilan untuk mencapai tujuan bersama dengan kecakapan pemimpin menjadi pendengar yang baik, dan kecakapannya untuk memberikan penghargaan atas setiap orang yang telah mendukungnya.
Bab 3 John C. Maxwell menuliskan bagaimana seorang pemimpin rohani harus terlebih dahulu menerapkan kebenaran rohani dalam praktik hidupnya. Pemimpin tidak dapat mengharapkan orang lain berubah sementara ia sendiri tidak berubah. Ini penting karena progresivitas komunitas yang dipimpinnya bergantung kepadanya, dan keefektivannya menyampaikan pesan kepada orang-orang ditentukan oleh perilaku dan tindakannya.
Bab 4 David Mc Allister & Wilson mengungkapkan rahasia bagaimana seorang pemimpin dapat mewujudkan visinya dan bagaimana membuatnya dapat bertahan lama serta berkembang. Visi akan tinggal menjadi satu statemen jika pemimpin tidak melibatkan para pengikutnya untuk ikut terlibat. Sekali lagi David dan Wilson membenarkan tentang pentingnya seorang pemimpin memiliki pemahaman yang mendalam tentang iman kristiani. Dengan demikian ia akan siap berkorban demi mewujudkan visinya.
Bab 5 Ken Blanchard membahas perihal bagaimana menjadi pemimpin teladan yang membangkitkan semangat para pengikutnya. Ini merupakan langkah penting lainnya untuk dapat mewujudkan visi pemimpin menjadi satu kenyataan. Untuk itu Ken menuliskan satu refleksi kepemimpinan dari tokoh Yesus. Di sini Ken mengungkapkan rahasia kepemimpinan Yesus sehingga berhasil mendorong pengikut-Nya untuk tetap bersemangat.
Bab 6 Nancy Ortberg menuliskan pengalamannya melayani di Gereja Komunitas Willow Creek. Ia menangani pelayanan untuk generasi dengan usia18 sampai dengan 20-an tahun. Pelayanan itu diberi nama Axis. Yang menarik adalah pelayanan ini memiliki tantangan tersendiri, khususnya pada bulan Agustus. Biasanya kehadiran pada bulan ini sangat rendah karena semua orang sedang di luar kota. Namun dapat diubah menjadi bulan dengan tingkat kehadiran terbaik. Menarik bukan? Mengapa? Sekilas karena proyek ini dikerjakan secara tim. Padahal anggota tim pelayanan ini berasal dari berbagai multidisiplin. Bagaimana ini dapat berjalan? Pemimpin membuat setiap anggota timnya memiliki rasa percaya diri untuk bertindak.
Bab 7 Ken Blanchard menuliskan refleksi tentang membangkitkan semangat. Dalam persfektif Kristiani, Ken mengarahkan para pembacanya untuk melihat kepada tokoh Yesus. Mengapa? Jawabannya jelas karena Yesus adalah tokoh pemimpin yang melayani. Dia memimpin bukan untuk kepentingan-Nya, melainkan untuk melayani kepentingan orang lain. Yesus memimpin agar orang lain berhasil menjalani hidupnya sesuai dengan visi yang Tuhan taruh dalam dirinya. Untuk itu berjuang untuk menghadapi setiap tantangan dengan tetap bersandar pada TUHAN. Dalam rangka menghadapi tantangan ini, Ken menuliskan 5 tips bagaimana menjadi pemimpin seperti Yesus yang membangkitkan semangat.
Bab 8 merupakan bab terakhir dari buku 5 Teladan Kepemimpinan yang ditulis oleh James M. Kouzes dan Barry Z. Pasner. James dan Barry mengemukakan Kepemimpinan adalah suatu hubungan antara mereka yang terpangginl untuk memimpin dan mereka yang memilih untuk mengikutinya. Artinya bahwa pemimpin tidak dapat memaksa orang-orang untuk mengikutinya, tetapi orang-oranglah yang memilih dengan suka rela mengikutinya. Untuk itu James dan Barry mengemukakan 5 pesan penting bagaimana seorang pemimpin dapat membangun hubungan yang baik dengan orang-orang sehingga kepemimpinannya menjadi dinamis.
Kesimpulan:
1. Kepemimpinan adalah tanggung jawab setiap orang. Dalam konteks kepemimpinan Kristen, Kepemimpinan itu haruslah dibangun di atas dasar yang benar, yaitu firman Tuhan.
2. Kepemimpinan Teladan adalah kepemimpinan yang dilaksanakan dengan maksud untuk membuat orang lain menjadi pemimpin yang handal dan berkarakter seperti Kristus.
3. Buku ini sangat baik dibaca oleh setiap orang Kristen, khususnya para Gembala Sidang, Dosen Teologia, Mahasiswa dan Mahasiswi Teologia, juga Para Pelayan Tuhan.
1 komentar:
Buku ini layak untuk dibaca karena memberikan wawasan kepada pembaca perihal menjadi "Pemimpin Teladan." Dengan demikian tidak mengulangi kesalahan yang pernah dilakukan oleh banyak pemimpin.
Posting Komentar