Negara ini juga percaya akan adanya Tuhan yang maha esa. Tuhan yang juga dipercaya sebagai Tuhan yang adil. Namun saat kapankah keadilan Tuhan ditegakkan di negeri ini? Atau apakah tidak ada lagi tempat bagi Tuhan untuk menyatakan keadilan itu? Mengapa banyak orang yang malah mendahului untuk menjatuhkan hukuman kepada orang-orang yang katanya berdosa. Namun ketika penghukuman itu dijalankan dengan meledakkan bom, ternyata banyak orang tidak tahu menahu soal dosa yang dimaksudkan juga turut menjadi korban. Inikah yang disebut keadilan?
Mengapa banyak orang rela mati demi yang namanya "jihad"? Bukankah itu sama dengan bunuh diri? Agama mana yang mengajarkan bahwa bunuh diri itu mendapat perkenanan di mata Tuhan? Apakah orang yang bunuh diri akan masuk ke kehidupan yang kekal atau ke dalam neraka yang kekal?
Itulah sekedar pendahuluan untuk kita renungkan bersama.
Pada kesempatan ini saya mengajak Anda untuk melihat pesan yang disampaikan oleh rasul Paulus kepada jemaat Kristus yang ada di daerah Efesus. Efesus 1: 1-4 :
- Dari Paulus, rasul Kristus Yesus oleh kehendak Allah, kepada orang-orang kudus di Efesus, orang-orang percaya dalam Kristus Yesus.
- Kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah, Bapa kita dan dari Tuhan Yesus Kristus menyertai kamu.
- Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus yang dalam Kristus telah mengaruniakan kepada kita segala berkat rohani di dalam sorga.
- Sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya.
1. Paulus mengenali dirinya dan batasan wewengannya!
Perhatikanlah kalimat yang terdapat pada ayat 1 : "Dari Paulus, rasul Kristus Yesus oleh kehendak Allah, kepada orang-orang kudus di Efesus, orang-orang percaya dalam Kristus Yesus."
Siapakah Paulus :
- Secara kelahiran ia adalah seorang Yahudi, Suku Benyamin (Rom 11:5; Pilipi 3: 5)
- Lahir dan besar di Tarsus, (Kis 9: 11; 21: 29; 22: 3),
- Menurut pengakuannya sendiri, dia seorang Farisi, demikian juga ayahnya (Kis. 23:6). Berbicara bahasa Aram ("orang Ibrani asli"), dan diajar membuat tenda pada masa mudanya (Kis. 18:3)
- Menurut sejarahnya, suku Benjamin itu orang-orang yang berjiwa pejuang, dan agaknya, Paulus menyatakan semangat yang amat besar dalam semua usahanya, terutama sekali dalam penganiayaan terhadap gereja (Gal. 1:13).
- Pada usia muda dia pergi ke Yerusalem, dan menurut kesaksiannya yang tertulis dalam Kisah Para Rasul dia belajar di bawah pimpinan Rabi Gamaliel I yang terkenal, guru yang utama pada sekolah Hilel (Kis. 22:3).
- Sebelumnya Namanya “Saulos” – Nama asli Jahudi – harapan, dan berubah nama menjadi “Paulos” – Kecil,
- berkewarganegaraan Romawi
Semua keunggulan Paulus di masa lalu ketika ia di luar Kristus, tidak membuatnya menjadi bangga. Malahan ia berkata bahwa segala sesuatu itu dianggapnya sampah oleh pengenalannya kepada TUHAN. Dari pesan ini, setiap orang akan mengenali siapa dirinya dengan baik apabila ia dapat mengenali siapa TUHAN yang kepada-Nya ia menyembah. Ketika Paulus berjumpa dengan Kristus, dan kemudian sadar bahwa Kristus menetapkannya menjadi Rasul-Nya, Ia menyikapi kerasulannya dengan cara yang bertanggung jawab.
Itulah sebabnya ketika ia menuliskan pesan kepada jemaat di Efesus, ia sangat berhati-hati untuk menyampaikan pesan tersebut. Perhatikanlah kelanjutan dari frase “rasul Kristus Yesus oleh kehendak Allah.” Pengenalan Paulus kepada Tuhan sekaligus menyadarkannya untuk bertindak bukan berdasarkan kehendaknya, dan atau penilaiannya. Pengenalan akan Tuhan itu membuatnya berhati-hati dalam bertindak. Ia mengerti akan arti menghargai Tuhan dan wewenang Tuhan dalam hidupnya.2. Paulus mengenal siapa Tuhan yang dia layani!
1 Dari Paulus, rasul Kristus Yesus oleh kehendak Allah, kepada orang-orang kudus di Efesus, ... 2 Kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah, Bapa kita dan dari Tuhan Yesus Kristus menyertai kamu. 3 Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus yang dalam Kristus telah mengaruniakan kepada kita segala berkat rohani di dalam sorga. 4. Sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya.
Siapakah Tuhan Yang Paulus layani :
- Dia adalah Tuhan yang memiliki kehendak. Memiliki kehendak adalah salah satu ciri dari sesuatu yang bersifat pribadi. Jadi Tuhan bukanlah satu mitos di masa lalu, Tuhan bukanlah sesuatu yang lahir dari daya imaginasi manusia. Tuhan adalah pribadi yang ada dengan sendirinya, sebab Dia memang ada. Kehendaknya Kudus dan murni sama seperti diri-Nya adalah kudus dan murni. Dengan kehendak-Nya itu juga Ia menginginkan setiap ciptaan boleh mengalami keberadaan-Nya yang tidak terbatas.
- Perlu kita pahami bahwa Tuhan yang memiliki kehendak itu,bukanlah Tuhan yang mempergunakan kehendaknya dengan semena-mena. Ia berkehendak agar kita mengenal sifat ke – Bapaan-Nya. Sebagai Bapa, Ia senantiasa hadir dalam setiap aspek kehidupan kita. Tidak ada bagian dari kehidupan kita yang terlepas dari pengamatan-Nya. Bahkan hal terpenting yang sangat kita butuhkan pun Telah Ia sediakan melalui Eksistensi dan karya penebusan yang Yesus Kerjakan di bukit Golgota. Inilah satu-satunya jalan untuk kita mengalami perdamaian dengan diri Tuhan Allah yang maha kudus itu. Inilah satu-satunya jalan untuk menjembatani kita dengan Tuhan yang maha kudus, sehingga tidak ada lagi penghalang yang menghalangi kita untuk mengalami kehidupan yang berkualitas di kekekalan sana.
3. Paulus hidup untuk memuji Allah
Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus yang dalam Kristus telah mengaruniakan kepada kita segala berkat rohani di dalam sorga. (Efesus 1: 3)
Pengenalan yang benar akan siapa Tuhan dalam hidup kita memberikan penilaian yang benar akan hal siapa kita dan mengapa kita ada dimuka bumi ini. Tuhan tidaklah salah menempatkan Anda di bumi ini.
Tahukah Anda bahwa hidup yang Anda jalani saat ini hanyalah anugerah dari sang Tuhan? Hidup di muka bumi ini hanyalah berbicara tentang dua huruf penting, yaitu B dan D. Huruf B berbicara tentang Birthday, yaitu hari lahir, dan huruf D berbicara tentang death day. Di antara B dan D itu ada yang disebut dengan rentang waktu yang disebut waktu. Anda mungkin tahu hari kelahiran Anda, karena sudah terjadi. Tetapi tahukah Anda kapan saatnya kematian itu menjemput Anda dalam cara yang Tuhan kehendaki? " ........... " tidak seorang pun yang mengetahuinya kecuali mereka yang dengan sengaja memutuskan untuk menyudahi kehidupannya.
Tahukah Anda bahwa sekali pun Anda mati secara fisik, bukan berarti kehidupan Anda berakhir seratus persen? Namun di kehidupan yang manakah Anda nantinya di kekekalan, itu tergantung kepada satu huruf di antara B dan D, yaitu huruf C. Huruf C berbicara tentang "Choice." Dalam cara yang bagaimana Anda memilih untuk menjalani kehidupan ini, dan dengan cara bagaimana Anda memilih untuk mengakhiri kehidupan di dunia ini akan menentukan kehidupan kekal apa yang akan Anda jalani nantinya.
Tuhan menghendaki agar kita menjalankan hidup yang berkualitas. Sebab hidup yang demikian mencerminkan siapa Tuhan yang Anda sembah. Semakin baik Anda memanfaatkan hari-hari yang Tuhan berikan kepada Anda, semakin besar citra TUHAN terpancar dari hidup Anda. Dengan demikian maka hidup Anda menjadi puji-pujian bagi kemuliaan Dia yang Anda yakini sebagai Tuhan.3. Paulus mengetahuilah untuk apa Allah memilihnya!
Sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya. (Efesus 1: 4)
Allah Tahu saat yang tepat untuk menentukan pilihan-Nya atas setiap kita. Allah memilih kita tidak berdasarkan campur tangan pihak lain. Ia memilih kita berdasarkan predestinasi-Nya. Oleh Karena itu, sepatutnyalah kita serius menyikapi keputusannya untuk memilih kita menjadi milik-Nya.
Ketika Tuhan Allah memilih kita, Allah mengetahui tujuan-Nya mengapa Ia memilih kita. Satu-satunya tujuan-Nya adalah agar kita menjadi kudus. Sama seperti Ia adalah kudus. Ia berkehendak agar kita tidak lagi kompromi dengan pola-pola dunia ini, melainkan mengadopsi pola sorgawi yang kita aplikasikan dalam kehidupan kita setiap hari. Nelson Mandela, mantan Presiden Afrika Selatan, peraih Nobel Perdamaian 1993 "Afrika Selatan tidak akan maju tanpa pengampunan." Nelson Mandela tidak membalaskan perbuatan keji dari tokoh-tokoh apartheit di negaranya,melainkan memberikan pengampunan atas mereka. Ia lebih memilih untuk menyerahkan pengadilan kepada Tuhan. Sekali pun ia sudah duduk di kursi kekuasaan, ia tidak menggunakan kekuasaan itu menjadi kesempatan untuk menghukum mereka yang pernah menjebloskannya ke dalam penjara. Dampaknya, Tuhan memberkati Afrika Selatan. Apakah Anda rindu keberkatan yang sama melanda Indonesia? Kenali diri Anda, Kenali Tuhanmu, niscaya kedua pengenalan ini akan menolong Anda untuk memilih menjadi agen perdamaian di negeri ini.Kiranya tulisan ini bermanfaat bagi Anda. Indonesia penuh damai. Tuhan Memberkati.