Jumat, 14 November 2008

Kepadamu wahai Ibunda Tercinta


Ibu.... itulah panggilan yang kuberikan kepadamu
Wahai engkau yang telah mengijinkanku ada di dalam kandunganmu,
Banyak derita yang engkau alami selama mengandungku....

Engkau tetap sabar sekali pun keberadaanku menggangu ketenanganmu...
Ibu, itulah panggilan yang kuberikan kepadamu
Wahai engkau yang telah rela menderita untuk menghadirkanku ke dunia ini
Nyawa engkau pertaruhkan demi melahirkanku,
Darah harus tercurah dari tubuhmu demi menyelamatkanku,
Tetapi engkau tiada menyerah....

Ibu.... itulah panggilan yang harus kuberikan kepadamu
Wahai engkau yang telah merawatku disaat aku sedang sakit,
Sekali pun tangisan dan eranganku mengganggu tidurmu,
Sekali pun jeritanku memekakkan telingamu ditengah malam,
Ibu.... engkau tetap sabar demi melihatku kembali sembuh

Ibu.... itulah panggilan yang harus kuberikan kepadamu
Wahai engkau yang telah melindungiku ketika aku di dalam bahaya
Engkau tiada gentar menghadapi bahaya yang mencoba mencelakakanku
Engkau pertaruhkan nyawamu demi menyelamatkanku

Ibu.... itulah panggilan yang harus kuberikan kepadamu
Wahai engkau yang mengutamakanku melebihi dirimu,
Ketika kelaparan menerpa, engkau mendahulukanku
Engkau tahu bahwa engkau membutuhkan makanan itu,
Tetapi engkau mendahulukan diriku.

Ibu......, betapa besar perjuanganmu wahai ibu!
Tiada nilai yang dapat diukurkan untuk membayar segala jerih lelahmu
Tiada nilai yang dapat diukurkan untuk membayar segala pengorbananmu
Tiada nilai yang dapat diukurkan untuk membayar segala kasih dan cintamu kepadaku
Ibu....., aku mengasihimu.


Dari anakmu....


Amanto Daenles Manurung.

Tidak ada komentar: