Jumat, 03 April 2009

Awas Jangan Ceroboh

1 Tim 4:16
Awasilah dirimu sendiri dan awasilah ajaranmu. Bertekunlah dalam semuanya itu, karena dengan
berbuat demikian engkau akan menyelamatkan dirimu dan semua orang yang mendengar engkau.

Hari ini (Jumat 3 April 2009) saya melihat satu peristiwa yang mengagetkan pada waktu saya pulang melayani dari PT. Sefas Pelindotama yang beralamat di Jl. Cideng Barat. Peristiwa itu adalah seorang pengendara motor jatuh akibat ulah dari pengendara lain yang terlalu ceroboh. adapun kronologi peristiwa tersebut adalah sebagai berikut ini:

  1. Peristiwa tersebut terjadi di antara persimpangan sebelum lampu Merah dengan Pom Bensin.
  2. Pengendara sumber kecelakaan mengikat kawat dan pipa tembaga di belakang motor,
  3. tanpa melihat kaca spion langsung menyalib ke arah kanan sehingga kawat dan pipa tembaga menarik stang pengendara di sampingnya.
  4. Saya berada tepat dibelakang mereka dan langsung mengerem sehingga tidak menabrak korban.
Berkendara merupakan aktivitas yang penuh resiko. Ada motto yang sudah tidak asing bagi kebanyakan pengguna jalan raya, "kalau tidak menabrak, ditabrak." Motto ini benar adanya. Di bawah ini saya mencuplik laporan Wartawan Kompas yang dimuat di Kompas Cyber (http://www.kompas.com/index.php/read/xml/2008/04/20/10555198/korban.kecelakaan.bermotor.jauh.di.atas.korban.flu.burung).
Jumlah Korban Kecelakaan Lalin Jauh di Atas Flu Burung
Minggu, 20 April 2008 | 10:55 WIB
Laporan Wartawan Kompas, Suhartono
JAKARTA, MINGGU - Keselamatan berkendara di Indonesia, masih teramat rendah. Sebuah data menunjukkan, kecelakaan jalan raya di Tanah Air telah menelan 30.000 korban per tahun, jauh di atas korban flu burung di Indonesia, yakni 100 orang. Komparasi ini diungkapkan Wakil Presiden Jusuf Kalla saat memberikan pengarahan pada pencanangan Pekan Nasional II Keselamatan Transportasi Jalan di Silang Monumen Nasional (Monas), Jakarta, Minggu (20/4) pagi.
"Oleh sebab itu, untuk mengatasi dan mengurangi tingkat kecelakaan kenderaan bermotor yang tinggi ini, diperlukan langkah bersama seluruh instansi pemerintah terkait, dengan cara kombinasi pula seperti menambah dan memperbaiki sarana dan prasarana jalan, memperbaiki dan menegakkan aturan hukum oleh aparat serta penegakan disiplin berlalu lintas. Tanpa itu, sia-sia upaya mencegahan dan penurunan angka kecelakaan di jalan raya," ujar Wapres.
Sebelumnya Wapres mengatakan, tingginya angka kecelakaan di Indonesia disebabkan kombinasi berbagai faktor. Antara lain, pertambahan jumlah penduduk yang tidak sebanding dengan jumlah penambahan ruas jalan, lemahnya penegakan hukum dan penerapan aturan terkait penggunaan dan keamanan kendaraan di jalan serta masih kendornya kedisiplinan masyarakat pengguna jalan.
Dalam acara ini hadir Ny Mufidah Jusuf Kalla dan sejumlah menteri di antaranya Menteri Perhubungan Jusman Sjafii Djamal, Menteri Perindustrian Fahmi Idris, Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Erman Soeparno dan sejumlah menteri lainnya.
Pada kesempatan terpisah, Menhub menjelaskan, berdasarkan data yang diterima Bank Pembangunan Asia (ADB) dari riset tahun 2004, selain tingkat kematian mencapai 30.000 korban per tahun, nilai kerugian materi pun mencapai Rp 40 triliun atau 2,91 persen dari gross product bruto atau pendapatan kotor netto.
Lebih jauh, dampak lain berdasarkan riset Pemerintah, korban kematian pengguna kendaraan bermotor menyebabkan turunnya tingkat kesejehteraan keluarga masyarakat produktif Indonesia sampai sebesar 62,5 persen. "Oleh sebab itu, target pemerintah dalam cetak biru 2008-2012 akan menekan angka kecelakaan kendaraan bermotor, sampai 20 persen dari setiap 100.000 penduduk," ujar Jusman.
Seusai sambutan dan pencanangan, Wapres Kalla meninjau sejumlah stand dan simulasi keselamatan jalan serta penanganan korban pasca kecelakaan. Sebelum berpidato Wapres Kalla pun sempat diberi helm berwarana merah putih bertuliskan "Wakil Presiden RI". Saat helm itu akan digunakan, tampak helm itu kesempitan. Namun, Wapres memaksakan helm itu masuk ke kepalanya, dan saat helm dibuka, rambut Wapres terlihat berantakan.

Suhartono

Paulus menegaskan kepada Timotius anak rohaninya, agar mengawasi dirinya. Perkataan Paulus ini juga dapat diterapkan untuk kita yang hidup di zaman ini. Setiap perkatan, dan tindakan kita apakah itu benar atau salah akan sangat mempengaruhi orang lain.

Sebagai mahluk ciptaan TUHAN, kita memang diciptakan sebagai pribadi yang unik, dan memiliki hak-hak yang pribadi pula (HAM) [Kejadian 1: 26). Namun manusia juga diciptakan TUHAN sebagai mahluk sosial ("TUHAN Allah berfirman: "Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia" (Kej 2:18 TUHAN Allah berfirman: "Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia" (Kej 2:18).

Dalam menjalani aktivitas kehidupannya sebagai mahluk sosial, maka setiap kita harus menjadi mahluk yang menimbang akan baik dan buruknya dampak dari setiap perkataan dan perbuatan kita. Saya sudah menunjukkan di awal tulisan ini, akibat kecerobohan salah seorang pengendara, pengendara lainnya menjadi korban. ini adalah salah satu contoh.

Paulus memberikan peringatan di dalam nats tersebut di atas agar kita dapat memenuhi tujuan TUHAN melalui kita. TUHAN berkehendak agar setiap kita dapat menciptakan lingkungan yang aman, dan kondusif untuk menuntun setiap orang kepada jalan yang benar. Tujuan TUHAN ini bermuara pada rencana-Nya, dimana setiap orang dapat mengalami karya penyelamatan yang telah DIA kerjakan di kayu salin Golgota

Tidak ada komentar: