Kamis, 16 Agustus 2012

Design a strategi for developing spiritual gift in the local Church


Name                    : Manto Manurung        
Course Project     : Design a strategi for developing spiritual gift in the local Church.
Date line               : 22nd November 2006.

Tugas ini saya buat sebagai satu bentuk yang saya harapkan boleh saya terapkan di tempat pelayanan yang Tuhan percayakan kepada saya. Tuhan mempercayakan kepada saya satu tempat pelayanan yang luar biasa. Tempat ini sudah berdiri lebih dari 14 tahun yang lalu. Namun hal yang menjadi pusat perhatian saya  gereja ini tidak bertumbuh dengan normal.
Faktanya adalah selama 14 tahun gereja Tuhan ada di daerah Songsi, telah terjadi 5 kali pergantian pemimpin. Saya adalah orang yang kelima yang melayani di daerah ini. Pertanyaan mengapa gereja Tuhan dan pelayan-pelayan Tuhan tidak dapat melakukan misi Injil di daerah ini? Jawabannya adalah  karena adanya beberapa faktor, antara lain : kurang terbukanya penduduk sekitar terhadap gereja karena sebelum kekritstenan datang ke daerah tersebut, mereka sudah mengaut agama-agama lain.  Daerah ini merupakan sarang dari berbagai-bagai jenis kejahatan, antara lain : pencurian, penodongan, perjudian, perdagangan narkoba, pelacuran, premanisme. Menurut saya ini bukanlah faktor utama yang membuat gereja Tuhan tidak bertumbuh, melainkan faktor intern yang kurang dalam memanfaatkan karunia Rohani yang telah Tuhan sediakan bagi gerejanya.



1.      Concep of the New Testament.


Ø  New testament Metaphors: The Ministry of Jesus


Menurut saya, pelayanan adalah satu tugas yang seharusnya dipandang sebagai satu tanggung jawab yang esensial bagi setiap orang Kristen. Tugas ini menjadi satu tugas yang esensial karena Yesus sendiri memerintahkan agar kita melayani saudara-saudara sama seperti Dia juga telah memberikan contoh kepada murid-murid-Nya (Read John 13: 14-16). Dalam nats ini Yesus memerintahkan agar orang-orang yang telah menjadi murid Yesus melakukan sama seperti yang telah dilakukan Yesus kepada murid-Murid.
Berikut ini adalah beberapa kebenaran yang saya temukan dari kehidupan pelayanan Yesus berdasarkan catatan Alkitab :
1.      Yesus senantiasa berbelas kasihan kepada setiap orang yang sedang mengalami persoalan hidup, baik secara lahiriah, dan mau pun yang sedang menghadapi persoalan rohaniah yang kritis (terbelenggu dosa). Dalam Injil Matius khususnya diberitakan sebanyak 8x bahwa “sikap hati yang dipenuhi belas kasihan” merupakan penggerak utama yang menggerakkan Yesus pada waktu Ia hendak melayani orang-orang yang datang kepada-Nya (Mat 9:13, 36; 12:7; 14:14; 15:32; 18:27; 20:34; 23:23).
2.       Yesus tidak lebih mengutamakan kepentingannya daripada kepentingan orang-orang yang berdosa. Sikap ini dapat kita temukan dalam setiap kisah yang diceritakan oleh Kitab Injil perihal pelayanan kepada Zakeus, Matius, Perempuan Samaira di sumur Yakub, dan hal memberi makan lima ribu orang dan empat ribu orang..
Pada waktu itu, Yesus sedang dalam keadaan letih. Setelah satu hari penuh melayani (mengajar perihal Injil Kerajaan Surga, dan menyembuhkan mereka yang sakit), Yesus masih menyempatkan diri untuk melayani mereka yang saya sebutkan di atas. Berdasarkan catatan Alkitab, sekali pun tujuan pelayanan itu baik, tetapi Tuhan Yesus menghadapi tantangan dari dua kelompok orang, yaitu orang-orang Farisi, dan Saduki, dan juga dari murid-murid-Nya sendiri. Namun berdasrkan cerita yang dicatatkan oleh Alkitab, Tuhan Yesus lebih mengutamakan keselamatan jiwa-jiwa itu dari pada ketenangan diri-Nya sendiri.
3.      Yesus melayani dengan penuh kuasa dan tanda-tanda heran.
Pelayanan Tuhan Yesus adalah satu pelayanan yang penuh kuasa. Dai melayani dengan penuh kuasa dalam hal melakukan perbuatan-perbuatan ajaib (Mark 1: 27), dan juga kuasa dalam berkata-kata (Matius 7:28-29). Kuasa yang menyertai pelayanan Yesus mampu untuk menarik perhatian banyak orang.
Kuasa dalam perkataan dan dalam perbuatan-perbuatan ajaib ini tentunya bukan berasal dari kekuatan Yesus yang bersifat alamiah, tetapi dari kekuatan Roh yang ada di dalam Dia. Kalau diperhatikan catatan Alkitab tentang perjalanan hidup dan pelayanan Tuhan Yesus, maka kita akan menemukan bahwa Tuhan Yesus memulai pelayanan-Nya setelah peristiwa turun-Nya Roh Allah (Mat 3:16,17). Jadi sumber kuasa Yesus adalah dari Roh Allah yang diam di dalam Dia.
Pelayanan yang penuh kuasa adalah satu bentuk pelayanan Alkitabiah. Yohanes dalam kitabnya pasal yang ke-14 ayat 15-17 mencatatkan pernyataan Yesus yang mengatakan bahwa Yesus akan mengirimkan Roh Kudus kepada murid-murid-Nya. Roh inilah yang akan menolong mereka untuk hidup sesuai dengan perintah Tuhan Yesus. Inilah satu syarat yang diberikan oleh Tuhan Yesus agar para murid mengalami janji Tuhan Tentang Roh Kudus, yaitu Roh yang adalah sumber kuasa itu.
Yohanes menuliskan pernyataan Yesus berikut ini: “Verily, verily, I say unto you, He that believeth on me, the works that I do shall he do also; and greater works than these shall he do; because I go unto my Father” (John 14:12). Pelayanan orang pecaya akan menjadi satu pelayanan yang efektif apabila disertai dengan hati yang mau mempercayai Tuhan Yesus yang bersifat devine. Ini adalah hal yang sulit bagi manusia yang bersifat nature. Oleh karena itu Yesus mengatakan bahwa Ia akan mengirimkan Holy Spirit yang akan menolong setiap murid untuk mengenal segala kebenaran (Joh 16: 13). Kebenaran yang dimaksud oleh Tuhan Yesus adalah diri-Nya sendiri. Menurut saya hanya orang yang telah mengenal kebenaranlah yang dapat memberitakan sebagaimana kebenaran itu adanya.
  Lukas mencatat dalam Act 1:8 : “But ye shall receive power, after that the Holy Ghost is come upon you: and ye shall be witnesses unto me both in Jerusalem, and in all Judaea, and in Samaria, and unto the uttermost part of the earth.  Roh Kuduslah sumber keefektivan dari pelayanan Kristen. Hal ini juga terbukti dalam pelayanan Tuhan Yesus. Hidup-Nya yang penuh dengan Roh Bapa membuktikan keefektivan pelayanan-Nya di muka bumi ini, khususnya di daerah Palestina.


Ø  Structure / organization


GSJA Songsi adalah gereja pemula yang bernaung di bawah naungan dari Gereja Sidang Jemaat Allah Bandengan Selatan. Dengan demikian, strukture organisasinya mengikuti Strukture organisasi dari gereja induk.  

 

Chart 2. Structure / organization

Berdasarkan Chart di atas maka sampai hari ini GSJA Songsi berada di bawah pembinaan departemen misi GSJA Bandengan Selatan.
Harapan saya pada masa yang akan datang, gereja ini (GSJA Songsi) akan menjadi satu gereja yang memiliki Struktur organisasinya sendiri. Dengan demikian maka karunia-karunia yang Tuhan berikan kepada gereja-Nya, khususnya di GSJA Songsi dapat dikembangkan dan dimanfaatkan bagi keutuhan tubuh Kristus. Dengan demikian harapan saya maka fungsi dari gereja Tuhan sebagai agen bagi kerajaan-Nya dapat difungsikan sebagaimana mestinya. Gereja lokal yang mencerminkan keutuhan tubuh Kristus dan dapat menjalankan fungsinya sebagaimana mestinya. Dan menurut saya gereja yang seperti itu adalah gereja yang dirindukan oleh Tuhan Yesus.
                                                           

Ø  Leadership model

Adapun model kepemimpinan di Gereja Sidang Jemaat Allah Songsi harus dipahami dalam dua dimensi :
a.       Secara otoritas, kepemimpinan di gereja ini menjunjung tinggi kepemimpinan Yesus sebagai pemimpin tunggal gereja (band. Efesus 5: 23,24). Oleh karena itu, tidak boleh seorang pun menganggap dirinya merasa lebih tinggi dari anggota yang lainnya.
b.       Dalam praktek di tengah dunia ini, saya percaya bahwa Tuhan Yesus juga menghendaki keteraturan tubuh-Nya. Karena itu diperlukan seorang pemimpin, yaitu pemimpin subordinant dari kepemimpinan Yesus. Sebab jikalau dalam gereja Tuhan tidak ada seorang pemimpin,  besar kemungkinan akan terjadi penyimpangan dari kebenaran Injil Kristus seperti yang terjadi pada zaman gereja  seperti yang dicatat dalam surat-surat umum. Karena kurangnya pemimpin-pemimpin yang tunduk kepada kepemimpinan Yesus Kristus, masuklah pengajaran-pengajaran sesat ke dalam tubuh gereja Tuhan zaman itu. Oleh karena itu saya percaya bahwa gereja Tuhan tetap memerlukan seorang pemimpin yang memiliki tubuh alamiah, tetapi haruslah seorang yang tunduk kepada kepemimpinan Tuhan Yesus.
Jadi  model kepemimpinan di gereja Songsi adalah model kepemimpinan yang Divine and nature.

2.      Vision of local Church :

                   Membentuk Jemaat Yang Berkarakterkan Karakter Kristus”


Alasan dasar mengapa GSJA Songsi memiliki visi seperti di atas adalah karena Yesus sendiri dalam Matius 5 : 48 mengatakan : “Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna.” Dan di dalam nats yang lain yaitu dalam kitab Injil Yohanes 13: 34 dan 35 dikatakan “Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi. Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi.”
Kasih adalah karakter dasar Tuhan Yesus. Paulus mengatakan bahwa dalam dunia ini terdapat tiga hal yaitu iman, pengharapan dan kasih, dan yang paling besar di antaranya ialah kasih (1 Cor 13: 13). Karena kasih Tuhan Yesus-lah kita semua boleh beroleh pengampunan dosa. Oleh karena itu, saya berpendapat bahwa hanya orang-orang yang berkarakterkan kasihlah yang akan mampu menjalankan perintah Agung Kristus, yaitu untuk memberitakan Injil kepada semua bangsa, dan dengan kasihlah jemaat Tuhan akan mengajar sesamanya untuk melakukan semua yang diperintahkan oleh Tuhan Yesus.


3.      Mission Statement of Local Church: Mathew 28: 19 – 20

” Go ye therefore, and teach all nations, baptizing them in the name of the Father, and of the Son, and of the Holy Ghost. Teaching them to observe all things whatsoever I have commanded you.”


4.      Core Values

Nilai-nilai inti yang saya yakini perlu untuk dikembangkan di Gereja Sidang Jemaat Allah Songsi adalah: ”Kasih.” Ini merupakan satu kebutuhan dasar di GSJA Songsi. Tanpa kasih, saya percaya tidak seorang pun akan dapat bertahan melayani di daerah ini. Ini saya yakini karena tantangan di daerah ini sangat berat. Di sekeliling kami adalah orang-orang yang beragama Budha, Kong Khucu, dan Muslim. Dalam kehidupan interaksi sosial di tengah mereka, sering kali kekerasan merupakan satu perilaku yang menonjol.
            Saya berpendapat bahwa segala karunia yang ada pada kita bukanlah satu karunia yang sempurna. Seperti judul yang yang diberikan oleh Christian A. Schwarz, kesalahan bisa saja terjadi. Akan sangat sulit untuk memahami karunia kita dan karunia yang diberikan Allah kepada jemaat yang lain. Tetapi jikalau kasih Allah ada di dalam kita, maka semua karunia yang Allah berikan kepada jemaat dapat digunakan untuk membangun tubuh Kristus. Dengan kekuatan kasih setiap jemaat dapat menerima keperbedaan karunia itu untuk saling menolong satu dengan yang lainnya untuk bertumbuh dalam kehendak Allah.

5.      Leadership strategies

Ø  Recognition of potential and giftedness in congregants

Pengenalan potensi dan karunia-karunia dari jemaat menurut saya adalah salah satu langkah untuk untuk mengefektifkan penggunaan karunia-karunia yang ada dalam jemaat untuk membangun tubuh Kristus di gereja lokal. Penganalan tersebut dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain :
1.      Melihat kecenderungan karunia yang anggota jemaat tersebut dalam kehidupan Kristennya sehari-hari. Tentunya cara ini membutuhkan intstrumen-instrumen antara lain: gembala sidang atau para pelayan Tuhan yang melayani di tengah jemaat harus memiliki kepekaan khusus. Kemudian dibutuhkan juga interaksi langsung antara gembala sidang dengan anggota jemaat yang dimaksud.
2.      Melakukan pengenalan dengan mengadakan kuisioner karunia seperti yang dikeluarkan oleh Peter Wagner dan Christian A. Schwarz. Pengenalan dengan cara ini lebih praktis dari cara pertama. Dengan menggunakan kuisioner kita dapat mengadakan pengenalan karunia jemaat lebih cepat.
Pengenalan potensi dan karunia-karunia dari jemaat betujuan untuk mencocokkan antara karunia jemaat itu dengan jenis pelayanan yang sesuai dengan karunianya tersebut.

Ø  Mentoring (maturing, guiding, placing, etc.

Untuk mengefektifkan penggunaan karunia-karunia yang Tuhan berikan kepada jemaat, diperlukan mentoring. Mentoring merupakan satu sarana untuk menolong setiap anggota jemaat untuk dapat menggunakan karunianya sesuai dengan tujuan pemberian karunia itu. Mentoring perlu diadakan karena pada waktu karunia itu diberikan, itu tidaklah menandakan bahwa penerima karunia itu sudah mature. Sebagai contoh, jemaat-jemaat di Korintus. Jemaat di Korintus dikenal dengan  karunia-karunianya yang beragam. Mereka merupakan jemaat yang masih belum mature. Akibatnya, mereka menggunakan karunia itu secara tidak tepat.
Mentoring tidak dapat dilakukan hanya dalam waktu tertentu saja, tetapi harus dilakukan secara continual. Mentoring juga haruslah dilakukan oleh orang-orang yang telah dewasa di dalam Tuhan kepada mereka yang belum dewasa. Sebab Yesus tidak menghendaki orang buta menjadi penuntun bagi orang buta lainnya (istilah orang buta adalah istilah yang dipakai untuk menyebutkan mereka yang belum mengenal kebenaran Kristus). Apabila mentoring diadakan dengan cara demikian, saya percaya bahwa jemaat-jemaat dapat bertumbuh menjadi seorang Kristen yang dewasa (mature).
Ø  Depeloving help (i.e., team work).

Di gereja Songsi, kami belum memiliki developing help khusus. Bantuan pengembangan  dalam jemaat pada saat ini masih kami kerjakan sendiri. Apabila ada anggota kami yang bermasalah, kamilah yang mengusahakan penyelesaian masalah tersebut.


Ø  Evaluation and accountability

Evaluasi merupakan langkah yang digunakan oleh Tuhan Yesus untuk mengetahui tingkat kualitas dari setiap murid-murid-Nya. Sebagai contoh pada waktu Petrus menghalang-halangi Yesus untuk menjalani misi salib, Yesus menghardik Petrus dengan berkata “Menyingkirlah daripada-Ku, setan.” Yesus menyatakan bahwa kelemahan karakter dari Petrus adaah bersumber dari Iblis.
Evaluasi bukanlah sarana untuk menjatuhkan orang lain, tetapi sebagai sarana untuk menolongnya keluar dari kelemahan-kelemahannya. Evaluasi ini pada dasarnya haruslah menekankan harapan-harapan yang pasti yang dikehendaki Allah dari kita. Oleh karena itu, sebaiknya evaluasi ini diadakan untuk mendorong setiap orang agar lebih berkomitmen kepada Kristus. Dengan demikian setiap orang dapat menunjukkan accountabilitinya.
Dalam prakteknya, evaluasi dan kelayakan masing-masing anggota dan posisi pelayanannya dapat dilakukan dalam dua situasi; pertama sebagai hasil akhir dari pengamatan dari waktu ke waktu, dan kedua melalui evaluasi test karunia yang diadakan dalam waktu tertentu.

Ø  Prayer (Doa).

Prayer merupakan satu sarana untuk berkomunikasi dengan pemilik jemaat. Dengan prayer kita juga hendak menyatakan ketergantungan kita kepada petunjuk dan kuasa dari Allah dan Bapa kita. Pada waktu kita hendak mengefektifkan pelayanan yang dipercayakan kepada kita, maka secara otomatis kita juga harus memintakan kepada pemilik pelayanan itu tentang hal-hal penting yang lebih tepat kita pakai untuk keefektifan pelayanan tersebut. Demikian juga dengan rencana pengembangan dan pemanfaatan karunia-karunia Roh dalam jemaat, tidak dapat dipisahkan dari prayer ini. Dalam catatan Alkitab saya menemukan bahwa pada waktu para rasul merindukan agar jemaat-jemaat yang mereka layani itu mengalami karunia-karunia Roh Kudus, mereka berdoa.

Ø  Bible study

Di gereja Sidang Jemaat Allah Songsi, kami mengadakan bible study setiap hari Sabtu, 05.00 PM untuk anak-anak dan 07.00 PM unntuk orang dewasa. Hal ini perlu dilakukan karena Tuhan Yesus sendiri memerintahkan bahwa kita haruslah mengajarkan segala sesuatu yang diperintahkan-Nya kepada orang-orang yang sudah mulai percaya kepada Injil. Dengan demikian mereka akan bertumbuh dalam pengenalan yang benar akan Tuhan.
Bible stuby ini dirancang sedemikian rupa agar setiap orang yang mengikutinya dapat bertumbuh dalam keutuhan Kristus. Adapun pokok-pokok yang dibahas dalam setiap sesi adalah :
a.       Saya pengikut Kristus. Sesi ini ditempuh selama 3 bulan. Ini diperuntukkan kepada mereka yang baru bertobat. Dalam sesi ini mereka akan belajar :
*      Mengenal Allah dan rencana-Nya untuk manusia,
*      Manusia sebagai ciptaan yang mulia,
*      Manusia jatuh dalam dosa,
*      Rencana Allah untuk mengembalikannya kepada tujuan Allah yang semula. Sesi ini akan membahas tentang pribadi Yesus sebagai puncak kasih Allah Bapa kepada manusia, dan karya dan kuasa penebusan di kayu salib Golgota.
Akhir dari sesi ini diharapkan setiap orang dapat mengambil keputusan untuk
berkomitmen menjadi murid Kristus yang setia.
b.      Saya Pekerja Kristus. Selama sesi ini, para peserta akan dibimbing agar dapat memahami tujuannya dipanggil menjadi murid Kristus. Seorang murid Kristus yang sejati bukanlah seorang yang berhenti hanya pada batas mengambil komitment menjadi murid yang setia, tetapi juga menjadi seorang yang berani mengambil tanggung jawab pelayanan. Untuk itu, sepanjang sesi ini akan dibahas pokok-pokok :
*      Perintah Tuhan Yesus kepada murid-murid-Nya yang dibahas dalam kitab-kitab Injil;
*      Perlengkapan-perlengkapan yang diperlukan oleh seorang pekerja Kristus.
*      Roh Kudus sebagai adi-mitra pekerja Kristus.
Setelah mengikuti semua sesi ini, diharapkan akan lahir para pelayan-pelayan Kristus yang melayani sebagai seorang hamba Kristus, dan yang menggunakan setiap karunia itu dalam setiap bidang pelayanan yang menjadi tanggung jawabnya.
Ø  Congregational worship

Congregational worship adalah merupakan wadah yang tepat untuk memanfaatkan karunia-karunia Roh Kudus. Pada waktu sesi ini, penting sekali agar setiap orang yang telah dianugerahi Allah dengan karunia Roh Kudus boleh melayani sesuai dengan karunia yang ada padanya. Dengan demikian maka apa yang dijelaskan oleh Paulus dalam kitab 1 Kor 12 dan 14, boleh terjadi, yaitu karunia-karunia itu boleh dipakai untuk membangun tubuh Kristus.  Dalam pelaksanaannya, hendaklah dilakukan dengan tertip dan hikmad. Dengan demikian, worship tersebut boleh menjadi satu daya tarik bagi orang-orang yang belum percaya yang hidup di sekitar gereja tersebut.

Tidak ada komentar: