Rabu, 23 April 2008

HIDUP DENGAN INTEGRITAS ILAHI.


1 Korintus 11: 1"Jadilah pengikutku, sama seperti aku juga menjadi pengikut Kristus."

Terdapatlah satu kisah tentang seorang raja yang telah tua mencari raja muda yang akan menggantikannya. Dalam pencarian tersebut, raja tua ini menggunakan cara unik yaitu dengan mengumpulkan orang-orang muda dari seluruh negerinya, dan kemudian memberikan kepada setiap orang muda tersebut benih yang telah mati. Raja berpesan keada mereka sbb: "Anak-anakku sekalian, aku akan memilih penggantiku dari antara kalian. Benih yang sudah kalian terima akan menentukan masa depan kalian. Sekarang pulanglah, semaikanlah benih tersebut. Tahun depan, kembalilah ke sini dan tunjukkan hasilnya."
Setelah tiba waktu yang ditentukan oleh raja, orang-orang muda itu pun kembali menghadap raja sambil membawa hasil dari benih yang diberikan oleh raja kepada mereka masing-masing. Salah seorang dari mereka bernama Joni, ia datang dengan pot yang kosong. Kedatangannya disambut dengan cemoohan dari orang-orang muda lainnya. Namun berbeda dengan raja tua yang melihat kedatangan Joni. Sang Raja membungkuk memberi hormat kepada Joni seraya berkata, "Setahun yang lalu saya memberi kalian masing-masing sebutir benih kering yang sama sekali takkan bisa tumbuh. Kini berbagai jenis tanaman berkumpul di sini. Di antara kalian hanya Joni satu-satunya yang dengan jujur berani membawa potnya yang kosong dan siap menerima cemooh dan celaan. Integritas semacam inilah yang menunjukkan kemuliaan hati seseorang."
Bapak Manasye Rumkeny seorang pengajar kepemimpinan mengutip dari kamus Bahasa Indonesia karya Purwadarminta, Integritas adalah kejujuran, dan dalam bahasa Inggris disebut sebagai "honesty" yang artinya mengarah kepada mutu dari kejujuran itu sendiri. Alkitab banyak sekali menekankan agar kehidupan orang Kristen menjadi kehidupan yang berintegritas. Inilah kunci menjadi seorang kristen yang dapat memimpin orang lain kepada Yesus. Paulus memberikan cara terbaik untuk memiliki Integritas diri yang bermutu, yaitu dengan mengimitasikan hidup Yesus, dan Yesus berkata: "Jika ya, hendaklah kamu katakan : ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan tidak. Apa yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat (Matius 5: 37)."

Tidak ada komentar: