Pertanyaannya adalah : bagaimana kesanggupan Allah yang mampu mengalahkan kemustahilan dapat kita lihat dan dapat kita alami sebagai satu bukti nyata?
Kalau kita melihat kepada nats kita Lukas 1 perihal percakapan Malaikat Gabriel dengan Maria, saya menemuka bahwa Maria sanggup mewujudkan kesanggupan kuasa Allah mengalakan kemustahilan itu menjadi satu pengalaman nyata.
1. Maria menyikapi dengan menyediakan waktu untuk mendengar
Kata malaikat itu kepadanya: "Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah. 31 Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus. 32 Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya, 33 dan Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan." 34 Kata Maria kepada malaikat itu: "Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?" 35 Jawab malaikat itu kepadanya: "Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah. 36 Dan sesungguhnya, Elisabet, sanakmu itu, iapun sedang mengandung seorang anak laki-laki pada hari tuanya dan inilah bulan yang keenam bagi dia, yang disebut mandul itu.
Dalam ilmu komunikasi, satu tindakan berkomunikasi memerlukan tiga komponen penting yaitu sebagai komunikator yang bertindak sebagai penyampai berita (sender), dan Listener yang bertindak sebagai penerima (receiver), dan Message atau pesan yang hendak dikomunikasikan. Stewart L. Tubbs dan Sylvia Moss, mengemukakan bahwa komunikasi dapat dikatakan berhasil apabila berita yang disampaikan oleh komunikator sama komposisinya dengan yang diterima oleh komunikan.[1]
Oleh karena itu, dalam proses komunikasi diperlukan satu unsur yang sangat penting yaitu kesediaan dan kemampuan penerima berita untuk mendengar berita yang disampaikan oleh pembicara.
Berikut ini S. M. Siahaan, mengatakan :Untuk menghubungkan diri dengan manusia lain, perlu adanya jalinan komunikasi. Agar manusia saling mengerti, saling menolong dan saling melengkapi (take and give), perlu komunikasi. "Komunikasi"adalah sarana vital untuk mengerti diri sendiri, untuk mengerti orang lain, untuk memahami apa yang dibutuhkannya dan apa yang dibutuhkan orang lain, apa pemahaman kita dan apa pemahaman sesama. Dengan berkomunikasi dapat diterka sejauh mana kita berkehendak dan sejauh sesama kita dapat menjawab. Sejauh mana kita dapat mengerti dan sejauh mana kita dapat dimengerti orang lain.[2]
Warren H. Reed mengatakan :Menurut penelitian mutahir, 250 manajer dari 500 perusahaan yang maju tidak dapat digolongkan sebagai pendengar yang efektif. Dan kenyataan lain yang mengejutkan bahwa para ahli juga memperhitungkan millyaran dollar kerugian yang diderita oleh dunia bisnis akibat praktik mendengar yang buruk. [3]
Howard berkata: "kurangnya kemampuan untuk mendengar menghasilkan satu komunikasi yang dangkal."[4]
Apa yang diungkapkan oleh para ahli komunikasi ini ternyata sering kali kita menemukannya dalam kehidupan orang-orang Kristen. Bahkan saya sering sekali menemukan banyak anak-anak lulusan Sekolah Tinggi Teologi menjadi orang yang tidak dapat mendengar dengan baik. Sehingga tidak mengherankan, jikalau banyak anak-anak lulusan sekolah Tinggi Teologi menjadi Sarjana Tukang Huru-hara. Dimana-mana kerjanya hanya membuat keributan. Dimana-mana dalam proses interaksi sosialnya, selalu diakhiri dengan keributan.
Saudara, Mengapa Jimmy Swadgard bisa jatuh? Jawaban yang lebih dapat dipertanggung jawabkan saya dapatkan dari Dr. Paul Lowis, anak dari gembala sidang Senior dari Pastur Jimmy Swadgard.
Saudara, Mengapa Jimmy Swadgard bisa jatuh? Jawaban yang lebih dapat dipertanggung jawabkan saya dapatkan dari Dr. Paul Lowis, anak dari gembala sidang Senior dari Pastur Jimmy Swadgard.
Beberapa waktu yang lalu saya mendapat kesempatan diajar beliau di mata kuliah ETIKA PELAYANAN. Beliau menjelaskan bahwa letak kesalahan Pastur Jimmy adalah karena ia tidak rela untuk mendengar. Pada waktu orang-orang di sekitarnya menegur dia ketika dia tertangkap basah di satu kamar hotel bersama seorang WTS, ia menjawab dengan nada keras : "none of your bussines"
Apabila Maria, pada waktu dikunjungi oleh malaikat Gabriel tidak menyediakan dirinya untuk mendengar :
1. apakah esensi dasar dari berita itu dapat dimengerti oleh Maria?
2. apakah rencana dan tujuan Allah untuk menyelamatkan jiwa-jiwa dapat terwujud? Sehingga saudara dan saya ada di tempat ini untuk merayakan bukti kasih Allah yang telah diwujutnyatakan-Nya 2000 tahun yang lalu?
TUHAN memanggil saudara dan saya di sini agar kita mengalami perubahan sehingga pada akhirnya kita dapat menyaksikan Kristus kepada dunia ini.
Tuhan memberikan kesempatan kepada kita di sini agar kita memahami secara pasti kerinduan Allah bagi kita.
1. apakah esensi dasar dari berita itu dapat dimengerti oleh Maria?
2. apakah rencana dan tujuan Allah untuk menyelamatkan jiwa-jiwa dapat terwujud? Sehingga saudara dan saya ada di tempat ini untuk merayakan bukti kasih Allah yang telah diwujutnyatakan-Nya 2000 tahun yang lalu?
TUHAN memanggil saudara dan saya di sini agar kita mengalami perubahan sehingga pada akhirnya kita dapat menyaksikan Kristus kepada dunia ini.
Tuhan memberikan kesempatan kepada kita di sini agar kita memahami secara pasti kerinduan Allah bagi kita.
TUHAN memberikan kesempatan kepada kita ada di tempat agar kita terlebih dahulu mengalami secara pribadi perubahan sikap dan perilaku. Sehingga dengan adanya perubahan sikap dan perilaku kita yang semakin seperti Rulenya Allah, menolong kita menjadi orang Kristen yang Marturia. Kita dapat menjadi orang Kristen yang bersaksi dengan efektif.
Dengan demikian kita dapat berkata seperti 38. "Maria berkata : Sesungguhnya aku ini hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu." Artinya kita memiliki sikap
Dengan demikian kita dapat berkata seperti 38. "Maria berkata : Sesungguhnya aku ini hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu." Artinya kita memiliki sikap
2. Kesediaan untuk tunduk kepada firman TUHAN.
a. Tidak memikirkan nama baik sendiri, tetapi memikirkan kemuliaan nama TUHAN.
b. Tidak menjadi orang yang selalu hanya mau dihargai, tetapi terlebih dahulu memberi penghargaan kepada orang lain.
c. Tidak memikirkan kepentingan diri sendiri, tetapi memikirkan kepentingan Allah bagi banyak orang.
[1] Stewart L. Tubbs dan Sylvia Moss, Human Comunication: Prinsip-prinsip Dasar, (Bandung: Penerbit PT. Remaja Rosdakarya, 2000), p. 22.
[2] S. M. Siahaan, Komunikasi Pemahaman dan Penerapannya, (Jakarta: PT. BPK Gunung Mulia, 1990), p. 1-2.
[3] Warren H. Reed, Mendengarkan secara Positif, (Jakarta: PT. BPK Gunung Mulia, 1992), p. 4.
[4] Howard G. Hendricks, Beritakan Injil dengan Kasih, (Jakarta: PT. BPK Gunung Mulia, 1986), p. 66.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar