Jumat, 31 Desember 2010

Belajar dari Waktu

Mazmur  90:12 : "  Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana."

Tahun 2010 sudah kita lalui dan kini kita tiba di penghujungnya. Tinggal beberapa waktu lagi kita akan melewatinya. Perlu untuk kita merenungkan kembali segala sesuatu yang telah kita alami, lakukan, dan rencanakan. Apakah hari-hari kita lebih banyak diisi dengan hal-hal yang merusak atau dengan perkara-perkara yang positif dan membangun. Seorang sahabat mengirimkan SMS yang isinya kira-kira mengingatkan kepada saya akan pentingnya melakukan perenungan tentang apa saja yang telah mengisi-hari-hari hidup kita selama ini.




Beberapa waktu yang lalu seorang saudara datang ke saya untuk memintakan pertolongan sehubungan dengan masalah yang sedang dia alami.  Melihat kedatangannya dengan masalah yang begitu berat, saya merasa tidak sanggup untuk menolongnya. Ketidak sanggupan saya untuk menolongnya adalah karena di masa yang lalu dia telah mencorengkan hal-hal yang buruk. Salah satu hal yang dia butuhkan adalah pekerjaan. Masalahnya adalah bahwa beberapa kolega sudah kehilangan kepercayaan karena setelah saudara tersebut diterima bekerja di perusahaan mereka, saudara ini kemudian meninggalkan tempat kerjanya dengan cara yang tidak terpuji. Lalu apa yang harus saya lakukan untuk menolongnya? Untuk itu saya mengatakan kepada saudara tersebut agar datang kepada Tuhan memintakan hikmat.
 

Ketika saya sedang merenungkan segala hal yang telah ditorehkannya dimasa lalu, saya teringat dengan waktu dalam bahasa Inggris. Dalam bahasa Inggris, ada tiga jenis waktu yang paling umum, yaitu : Presence tense, Past tense, dan Future tense. Kalau diterjemahkan ke bahasa Indonesia, dapat diartikan : “waktu sekarang, waktu lampau dan waktu masa datang.” Dalam dunia Tiongkok kuno ada filosofi yang bunyinya kira-kira demikian: “Waktu sekarang akan menjadi waktu lampau, dan waktu di masa depan akan menjadi waktu sekarang.”  Apa pelajaran yang dapat kita petik dari waktu yang kita lalui?
Pemazmur berkata : “Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana.” (Mazmur 90:12). Pemazmur meyadari betapa pentingnya hari-hari dalam hidup kita di dunia ini. Hari-hari yang kita jalani di tengah dunia ini adalah hari-hari yang erat hubungannya dengan ketiga waktu yang telah saya ungkapkan di atas.  Sekarang coba kita mengingat kembali hari-hari yang ada dalam seminggu, ada tujuh hari, dan setiap hari terdiri dari 24 jam. Pernahkah hari yang kita jalani selalu sama, dengan pengalaman yang sama? Tidak bukan? Ada masa-masa senang, ada masa-masa sedih. Ada keberhasilan, dan ada juga kegagalan.
 

Kembali kepada tiga waktu yang saya ungkapkan di atas. Apakah pelajaran yang dapat kita petik dari ketiganya?
  • Waktu lampau adalah masa yang Tuhan berikan usebagai satu ingatan bagi kita, tetapi kita tidak bisa menghidupinya lagi dengan kualitas dan posri yang sama.
  • Waktu sekarang adalah waktu di mana kita mengalaminya, bergelut dengan segala kejadian di dalammnya. Waktu sekarang akan menorehkan kisah-kisah yang akan mengisi masa lalukita. Oleh karenanya, marilah kita mengisi hari-hari kita dengan hal-hal yang bermanfaat di masa kini.
  • Waktu yang akan datang, adalah waktu yang belum kita jalani, tetapi pasti akan kita capai. Sama seperti berputarnya waktu selalu mengarah ke depan, demikian pula hidup kita sedang mengarah ke depan. Permasalahannya adalah adakah kita sebagai ciptaan TUHAN yang diberikan pemikiran dan hati nurani sudah merencanakan mau jadi apa kita ini di waktu yang akan datang?
Bulan Desember 2010 tinggal beberapa jam lagi. Marilah kita mengambil satu keputusan untuk mengisi hari-hari yang masih akan TUHAN berikan dengan hal-hal yang baik. Kita tidak tahu apa saja  yang akan kita alami di waktu yang akan datang. Namun, marilah kita mengingat akan hal bagaimana TUHAN sudah menolong kita di masa yang lalu dan masa kini. Percayakanlah hidup kita kepada-Nya.  Salomo pernah mengatakan : “5  Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. 6  Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu. 7  Janganlah engkau menganggap dirimu sendiri bijak, takutlah akan TUHAN dan jauhilah kejahatan; 8  itulah yang akan menyembuhkan tubuhmu dan menyegarkan tulang-tulangmu.”

Masa depan, yaitu tahun 2011 yang akan datang dan sebentar lagi kita jalani tidak dapat kita prediksi. Apakah akan lebih baik atau lebih buruk keadaannya. Namun yang pasti bahwa bersama dengan TUHAN, apa pun keadaan tahun 2011 akan dapat kita lalui dengan baik. 


TUHAN YESUS memberkati.




Senin, 27 Desember 2010

TUHAN YANG SETIA

Syukur kepada TUHAN YESUS KRISTUS yang telah memberikan penghiburan kepada saya dan keluarga. Setelah melewati masa-masa sulit dalam tahun pertama pernikahan kami, Dia selalu membuktikan penyertaan-Nya bagi kami. Tahun ini, dua tahun sudah kami (saya dan Istri) menikah, TUHAN semakin membuat kami takjub akan kesetiaan-Nya . Apa pun yang kami alami, Dia tidak pernah membiarkan kami berjalan sendiri. Malam ini, ketika saya dan istri sedang makan di jalan Gajah Mada, saya kaget dengan kehadiran-Nya. Tuhan ku menjamah hati ku. Ia mengingatkanku akan berkat terbesar yang kami rindukan selama hampir dua tahun ini. Anak yang ada dalam kandungan istriku. Anak ini adalah anak berkat bagi kami. Pernah istri saya berpikir untuk mengikuti saran dari teman-temannya untuk mengikuti program kehamilan. Setelah mendengar saran tersebut, tiga bulan lalu istri sempat mengatakan kepada saya agar kami mengikutinya bulan Januari 2011. Mendengar perkataan istri tersebut, saya mengingatkan istri akan janji berkat Tuhan atas pernikahan. Saya mencoba mengutip kisah tentang Rahel yang memintakan anak kepada Yakub. Dalam kisah tersebut, Rahel merengek-rengek kepada Yakub untuk memintakan anak. Melihat istri yang dikasihinya itu, Yakub menjawab : "Allahkah aku, sehingga engku meminta anak kepadaku?" Dari kasus ini, saya mendapat pesan bahwa Allahlah yang sanggup memberikan kehidupan dalam rahim seorang ibu. Oleh karena itu, saya mengatakan kepada istri, apakah kita harus menyerah karena kamu belum hamil? 
Sejak saat itu, saya semakin menaruh pengharapanku kepada TUHAN-ku. Setiap malam saya berdoa dan menumpangkan tangan ke atas rahim istriku. Suatu hari (sekitar bulan Agustus 2010) saya mendapatkan pesan dari TUHANku bahwa istriku terakhir menstruasi bulan September 2010. Mendengar nubuatan itu, istriku sepertinya tidak yakin. Suatu hari di bulan Oktober 2010, waktu pulang dari kebaktian umum dua saya dan istri bertemu dengan Pendeta  Jitro atau yang dikenal opa The. Waktu bertemu opa, seperti biasanya kami menyapa beliau dan berjabat tangan dengannya. Di sela-sela percakapan kami, opa bertanya kepada istri apakah istri sudah hamil. Mendengar pertanyaan itu, istri menjawab : "belum opa, doakan iya opa." Kemudian Opa The berkata : "bulan depan kamu hamil, kembar." Luar biasa, TUHAN-ku dasyat. Pada tanggal 5 November 2010 (hari Jumat jam 1 siang) istriku harus masuk rumah sakit Royal Taruma. Padahal hari Senin (tanggal 8 November 2010) harus berangkat ke Jawa Tengah dalam rangka tugas dengan naik pesawat. Oleh karena keadaan istri yang masih di rawat di Rumah Sakit, Istri tidak jadi berangkat. Namun satu keanehan terjadi, dimana Dokter Lita yang merawatnya mengijinkannya pulang dari setelah jam 1 siang pada tanggal 8 November tersebut, dengan catatan bahwa tanggal 10 harus chek up kembali. 


Tanggal 10 November 2010, pagi-pagi sekitar jam 6 pagi istri merasakan ada sesuatuyang aneh pada dirinya. Ia merasa mual dan pusing. Melihat tanggalan tersebut, menurut yang biasanya setiap bulan, seharusnya  istri sudah menstruasi hari itu. Namun tidak ada tanda-tanda itu, melainkan pusing dan mual-mual. Mendengar keluhan istri,saya menyarankan agar ia test urin dengan testpek. Istri saya pun melakukannya, dan hasilnya "positip". Melihat hasil test tersebut, istriku belum percaya. Saya langsung berkata kepadanya, "kamu hamil!" Puji TUHAN!! Istriku masih belum percaya. 


Setelah ia mandi, jam delapan saya mengantarkannya ke Rumah sakit Royal Taruma untuk chek up sesuai dengan saran dokternya. Sebelum ke tempat dokter Lita, Istri terlebih dahulu ke bagian kebidanan untuk chek dan konsultasi kehamilan. Kemudian Dokter menyarankannya untuk di USG. Dari hasil analisa, Dokter menyimpulkan bahwa Istriku sudah hamil empat minggu empat hari. Amazing.....! TUHAN YESUS Dasyat.