Rabu, 17 Juni 2015

Kesombongan Awal Kejatuhan

Daniel 5:20

 Ketika  Belsyazar anak Nebukadnezar menjadi raja, ia menjadi seorang yang sombong dan bahkan menghujat TUHAN yang maha Kudus. Ia tidak belajar dari sejarah. Ia lupa bagaimana ayahnya pernah dihukum Tuhan hingga hidup seperti hewan oleh karena kesombongannya. Belsyazar mengulanginya dengan melakukan kesalahan yang sama. Kekuasaan membuatnya tidak takut pada siapa pun, bahkan pada Allah Israel yang ia kenal melalui riwayat hidup ayahnya. Ia berani melecehkan hadirat-Nya. Tuhan menghukumnya, kerajaannya terpecah menjadi dua, dan maut menjemputnya.

Kesombongan adalah awal dari kejatuhan. Kita sudah melihat bagaimana Nebukadnezar dan Anaknya Belzyazar dijatuhkan oleh Allah oleh karena kesombongannya.

Betul memang bahwa mereka sudah mencapai kesuksesan dan kekuasaan. Tetapi sebagai manusia, pencapaian kesuksesan bukanlah alasan untuk memandang rendah TUHAN. Sebab kesuksesan dan kekuasaan sebagai seorang raja adalah atas seijin TUHAN saja.

Demikian pula dengan kita sebagai remaja. Betul memang bahwa kita harus memiliki cita-cita yang tinggi. Betul memang bahwa kita harus belajar yang sungguh-sungguh untuk menjadi seorang siswa berprestasi. Namun ingatlah selalu bahwa ketika prestasi demi prestasi dalam belajar kita raih, itu adalah atas seijin TUHAN.

Doa : Iya Tuhan ku berilah kiranya hamba-Mu kekuatan untuk menaruh tempat yang tertinggi dalam hidupku.

Senin, 15 Juni 2015

Taatilah Orang Tua-mu!

Bahan Bacaan : Kol. 3:20.
Kali ini kita akan belajar bagaimana menerapkan nilai ketaatan dalam kehidupan praktis. Firman Tuhan hari ini menekankan kepada kita demikian “Hai anak-anak, taatilah orang tuamu dalam segala hal, karena itulah yang indah di dalam Tuhan.” Ini adalah satu hukum yang Tuhan tetapkan agar keteraturan dapat tercipta mulai lingkungan keluarga.
Tuhan menempatkan kedua orang tua untuk menolong kita memahami dan mengalami kasih Allah. Kasih Allah membawa kita kepada pola hidup yang benar. Hidup benar itu bermula dari lingkungan keluarga. Orang tua-lah yang pertama-tama mengajarkannya kepada kita.
Mentaati orang tua adalah hukum yang tidak bisa ditawar-tawar. Firman ini jelas mengatakan “taatilah dalam segala hal.” Memang orang tua kita bukanlah orang yang sempurna. Orang tua masih ada kekurangannya.Namun yang pasti adalah tidak ada orang tua yang menghendaki yang buruk terjadi kepada anak-anaknya. Orang tua yang baik terlepas dari kekurang sempurnaannya pastilah menginginkan agar anaknya hidup lebih baik dari padanya.
Cobalah kamu ingat-ingat perjalanan hidupmu mulai dari masa kecil. Orang tua dengan sabar mengajari dan menuntun untuk dapat berjalan, untuk dapat berbicara dengan kata dan kalimat yang baik.  Masa remaja adalah masa yang sangat kritis dalam tahapan kehidupan manusia. Karena itu jangan bosan untuk mendengarkan arahan kedua orang tua-mu. Ketika engau ada masalah, datanglah kepada orang tuamu dan mintalah bimbingannya. Taatilah mereka maka engkau akan terlindung dari hal-hal yang buruk. Hingga tiba saatnya nanti kamu beranjak dewasa dengan selamat.