Senin, 15 Agustus 2011

Melayani TUHAN di Dunia Kerja


Kolose 3: 23-25

Pendahuluan :

Dahulukan yang Paling Penting

Seorang profesor berdiri di depan kelas filsafat. Saat kelas dimulai, dia mengambil stoples kosong dan mengisinya dengan bola-bola golf. Kemudian ia bertanya pada murid-muridnya, "Apakah stoples sudah penuh?" Para murid setuju!! ... (dikutip dari http://www.facebook.com/note.php?note_id=422029224159)
Kalau kita menyimak cerita tadi, sering kali dalam dunia kerja, terjadi sikap seperti yang dilakukan oleh para mahasiswa tersebut. Benar tidaknya fakta bukan menjadi masalah, yang penting ABS.


Proposisi : Setiap Pekerja Kristen haruslah memandang pekerjaannya sebagai satu pelayanan

Pertanyaan : Bagaimana Setiap Pekerja Kristen harus memandang pekerjaannya sebagai satu pelayanan?

Peralihan : syarat-syarat Bagaimana Setiap Pekerja Kristen harus memandang pekerjaannya sebagai satu pelayanan

I. Lakukalah pekerjaan itu dengan hati.

Col 3:22 Hai hamba-hamba, taatilah tuanmu yang di dunia ini dalam segala hal, jangan hanya di hadapan mereka saja untuk menyenangkan mereka, melainkan dengan tulus hati karena takut akan Tuhan.

Dalam ayat ini, Paulus menekankan bagaimana seorang pekerja Kristen harus bersikap di lingkungan pekerjaannya. Pekerja Kristen haruslah menunjukkan sikap yang bertolak belakang dengan orang yang tidak Kristen.

Kalau kita kembali kepada nats yang kita baca tadi, nats ini menekankan ”taatilah tuanmu (pimpinanmu) yang di dunia ini dalam segala hal, jangan hanya di hadapan mereka saja untuk menyenangkan mereka.” syarat ini berat bukan? Kalau kita memandang dengan kaca mata manusia duniawi, tentu ini satu perkara yang berat. Namun kita melihat dengan kaca mata manusia rohani, ini bukanlah satu perkara yang susah.

Paulus memberikan kunci bagaimana agar seorang pekerja kristen dapat bersikap seperti yang saya sebutkan tadi. Paulus mengatakan ”karena takut akan Tuhan.” apa maksud dari phrase ini? ”Takut akan Tuhan” memiliki arti bahwa kita haruslah :

1. Mengenal dengan benar TUHAN yang kepada-Nya kita beribadah. Tuhan yang kepada-Nya kita beribadah seperti pada hari ini adalah supreme Divinity. Dia adalah pribadi yang ada dengan sendirinya, penuh kuasa, dan patut dihormati.

2. Sadarilah bahwa sebagai pribadi yang supreme divinity, Allah tidak dapat dibatasi oleh waktu, tempat, dan mau pun situasi. Sehingga segala sesuatu yang kita pikirkan, rencanakan, sembunyikan, dan lakukan semua terbuka bagi-Nya.

3. Kesadaran akan keberadaan Allah, menentukan bagaimana sikap kita memandang kewenangan seorang pimpinan. Ketika kita sadar bahwa Allah itu sungguh ada, seharusnya kita pun menyadari seberapa besar kuasa TUHAN atas hidup kita.

Kesadaran inilah yang memacu kita untuk mentaati perintah-perintahnya. Frase tersebut di atas mengajar kepada kita bahwa sekalipun pemimpin tidak hadir secara fisik, tetapi otoritas yang ada padanya seharusnya kita hargai.

II. Bekerjalah Seperti untuk TUHAN (melayani).

. Kita sudah belajar mengenal siapakah TUHAN. Tuhan bukanlah pribadi yang bisa kita tipu. Apa pun yang kita pikirkan, rencanakan, rahasiakan bagi-Nya tidak ada yang tersembunyi. Oleh karena itu, sebagai umat yang menyadari siapa TUHAN-nya, Paulus Col 3:23 Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia

Ayat ini menekankan pentingnya seorang pekerja Kristen melihat aktivitas kerja itu sebagai satu pelayanan kepada TUHAN.

Ketika kita menyadari bahwa pekerjaan adalah satu pelayanan kepada TUHAN, seharusnyalah kita menyadari bahwa tidak ada aturan dalam Alkitab yang memperbolehkan seorang pelayan TUHAN melayani dengan cara yang asal-asalan. Seorang pelayan TUHAN menurut standart Alkitab haruslah melayani TUHAN dengan persiapan khusus, dan dengan cara yang khusus seperti yang TUHAN kehendaki.

Jadi kalau kita tarik korelasinya kedunia kerja, maka seorang pekerja Kristen dituntut untuk memiliki kualitas kerja yang unggul. Artinya seorang pekerja Kristen harus memotivasi dirinya agar bekerja bukan hanya untuk memenuhi kuota rata-rata. Pertanyaan saya, ”pernahkah Anda berfikir mengapa ada di sini?” Satu penjelasan sederhana yang dapat saya berikan adalah “TUHAN menetapkan Anda di sini untuk melayani-Nya melalui profesimu.” jadi sadarilah bahwa pada hakikatnya Anda adalah pelayan TUHAN.

Kalau kita mau jujur mengakui, sering kali orang memahami kerja seperti ini sebagai pekerjaan dalam kelompok sekuler. Namun di ayat ini Paulus mencoba memberikan pemahaman kepada kita, bahwa sekali pun Anda bekerja di dunia usaha, dan bukan di gereja, ketahuilah bahwa tidak ada istilah sekuler dan rohani. Di mana pun seorang percaya bekerja, maka ia harus menyadari bahwa ia sedang bekerja untuk kemuliaan TUHAN-nya. Oleh karena itu, maka ia harus memacu dirinya untuk bekerja sebaik-baiknya. Dengan berbuat demikian, maka seorang pekerja Kristen akan bekerja dengan kualitas unggul.

Andrie Wongso Bila TARGET BESAR telah kita tetapkan untuk dicapai, maka jangan bimbang dan ragu. Ingat! Setiap kesuksesan besar membutuhkan komitmen tinggi untuk mencapainya!

III. Bekerjalah untuk TUHAN, bukan untuk upah yang fana.

Kol 3:24 ”Kamu tahu, bahwa dari Tuhanlah kamu akan menerima bagian yang ditentukan bagimu sebagai upah. Kristus adalah tuan dan kamu hamba-Nya.”

Dalam dunia kerja, adalah hal yang wajar berpendapat “bekerja berarti mendapatkan upah yang setimpal.” Tetapi alangkah naifnya jika seorang pekerja menginginkan gaji yang besar dengan berbagai fasilitas ini dan itu, sementara prestasi kerjanya biasa-biasa saja.

Beberapa waktu yang lalu, salah satu stasiun radio swasta menyiarkan maraknya praktek kerja dalam lingkungan kepolisian yang dikenal dengan istilah 107, yang artinya 1 jam apel, tidak mengerjakan apa-apa, dan jam 7 pagi kembali ke kantor.

Saudara yang kekasih di dalam TUHAN, TUHAN menentang prinsip kerja yang seperti ini. Penulis Alkitab menyatakan kepada kita bahwa pada dasarnya TUHAN tidak menentang pikiran mengenai upah. Alkitab jelas membuktikan kepada kita bahwa itu memang merupakan hak setiap pekerja. Sebagai contoh : Yesus menyatakan dalam Luk. 10: 7 “Sebab seorang pekerja patut mendapatkan upahnya.” Dan di bagian lain, Paulus mengecam orang-orang yang malas dengan berkata “Siapa tidak bekerja janganlah diberi makan.”

Jadi apa sebenarnya yang dipesankan oleh Paulus dalam nats ini adalah baiklah kita bekerja dengan penuh ketaatan kepada TUHAN. hal ini dibuktikan dengan ketaatan kita untuk mengikuti rule yang telah ditetapkan oleh perusahaan dimana kita bekerja.

Coba perhatikan kutipan-kutipan kata-kata hikmat berikut ini :

Mario Teguh dalam (MT Personal Rule 35-40-45) mengatakan : "Sejak muda saya belajar dan bekerja keras TIDAK UNTUK MENCARI UANG sampai usia 35 tahun.Saya tidak mendasarkan keputusan pribadi dan karir atas jumlah uang, tetapi atas kegunaannya bagi kekuatan jiwa, kebaikan nama, dan kompetensi profesional saya....
Jika kita tidak berfokus pada uangnya, kita MENJADI LEBIH PANTAS DIBAYAR LEBIH MAHAL DAN LEBIH AWAL."

Oprah Winfrey berkata : “Doing the best at this moment puts you in the best place for the next moment.” dan Mike Melville”What you want to do, and what you can do, is limited only by what you can dream.

Perhatikanlah lirik lagu berikut ini yang saya kutip dari :
(http://www.andriewongso.com/awartikel-1741-Artikel_Tetap-Every_One_Is_Number_One)

Everyone is number one

Penyanyi: Andy Lau
Suara terjemahan oleh : Andrie Wongso

Jalanku bukanlah jalanmu, deritaku bukanlah deritamu
Setiap manusia memiliki potensi guna menaklukan segalanya
Airmataku bukan airmatamu, sakitku bukan sakitmu
Langit yang sama, kebanggaan yang berbeda, satu dalam perasaan.

Jangan gelisah dan menistai diri sendiri
Diperlukan ketenangan dan ketegaran
Asalkan mau menerjang ke depan, katakan pada diri sendiri, Aku dilahirkan pasti berguna!

Everyone is number one,
Asalkan kau tidak selalu bertanya, mampu atau tidak. Satukan energi, raihlah mimpi di dalam hidupmu untuk menyongsong masa depan dan janganlah menunggu.

Everyone is number one,
kunci sukses ada di tanganmu, mau atau tidak
Alirkan keringat yang paling panas, genggamlah hati yang paling tulus
Number one adalah milik setiap orang.

Tanganku bukan tanganmu, mulutku bukan mulutmu
Hanya dibutuhkan sebuah hati, badai dan hujan deras dapat menjadi kawan baik kita.

Janganlah takut dinginnya perjalanan walaupun sampai pada sedikitnya kehangatan yang tersisa. Aku tetap akan menerjang dengan sekuat tenaga.
Everyone is number one! Setiap Orang Adalah Nomer Satu ! Luar biasa!

Apa yang Anda harapkan di masa depan? Bangunlah hari ini. Jangan pernah berhenti, berusahalah bukan untuk uang, tetapi untuk melayankan satu karya yang terbaik.

God Bless YOU ALL.
Manto Manurung, S.Th.